are'ga

Simplicity is the Highest Sophisticated

Cracking WPA/WPA2-PSK Encryption

Pada kesempatan kali ini kita akan coba belajar tentang bagaimana meng-crack password wireless yang memiliki enkripsi WPA/WPA2 – PSK. Operating System yang akan kita gunakan pada kesempatan kali ini adalah Kali Linux, karena pada OS tersebut sudah tersedia tools yang akan kita gunakan untuk menyelesaikan tugas kali ini. Tools yang dimaksud adalah Aircrack-ng.

 

Tidak usah berlama-lama lagi, kita mulai saja langsung. Cekidot… 😀

Pada kesempatan kali ini, kita akan mencoba meng-hack WiFi Hotspot dengan nama Ciee Jombloo.

Ok kita menuju ke OS kali linux kita, lalu buka terminal. Ketikkan “ifconfig” untuk melihat list interface network yang tersedia pada device kita. (Tentu saja kita harus memiliki Wireless LAN card pada device kita).

Penting untuk menempatkan WLAN kita pada mode monitor. Mode monitor adalah mode dimana kartu dapat mendengarkan setiap paket.

Arga1

 

 

Disini yang kita butuhkan adalah wlan0, yang mana merupakan WLAN card, jadi kita bisa mematikan service yang lainnya.

Lalu kita ketikkan “airmon-ng start wlan0”

 arga2

 

Airmon-ng merupakan sebuah tool yang digunakan untuk monitoring air traffic, “start” untuk menjalankan tool tersebut dan “wlan0” menspesifikkan interface mana yang kita gunakan untuk monitoring.

Ketika kita menjalankan command tersebut, akan terdapat seperti warning “some processes that could cause trouble”, kita hanya tinggal mematikan proses dari service yang disarankan untuk distop karena akan menimbulkan masalah kedepannya.

Untuk mematikan process dari service tersebut ketikkan saja “kill <process ID>”.

 

Sekarang setelah kita mengetikkan ifconfig, seharusnya memunculkan interface baru “mon0” yang merupakan interface monitoring kita.

arga3

 

Lalu kita ketikkan command “airodum-ng mon0” untuk meng-capture paket yang melalui interface mon0.

Pada screenshot di bawah, bssid yang di highlight merupakan target kita, dengan nama ESSID “Ciee Jomblo”, dengan channel 13 (bisa dilihat di bawah kolom “CH”)

 

 arga4

Untuk step selanjutnya, ketikkan “airodump-ng -c <channel> -w <name> –bssid <bssid> mon0”

arga5

 

Airodump-ng seperti sebelumnya, digunakan untuk meng-capture packet Wi-Fi, “<channel>” maksudnya channel dari target kita, “-w” digunakan untuk menuliskan packet yang berhasil dicapture di “<name>” (pada kesempatan “<name>” kita namai dengan “iseng”), bssid adalah string   angka yang mengacu hotspot, yang merupakan MAC address dari Access Point.

arga6

Selanjutnya, buka terminal baru dan ketikkan “aireplay-ng –a <bssid> mon0”, command ini mengirimkan signal deauthentication (biasanya disebut deauth packet) ke semua device yang terkonek ke hostspot. Setelah beberapa saat, kita bisa menstopnya dengan “Ctrl+C”. Sekarang bisa kita lihat, di terminal yang lain menunjukkan bahwa WPA Handshake berhasil dicapture.

arga7

 

Kita buka window terminal baru. Ketikkan “ls”, kita akan dapat melihat hasil operasi yang telah kita lakukan. Masih ingat kan? Kita tadi menuliskan semuanya pada file yang bernama “iseng”. Akan ada 4 file yang dihasilkan, yaitu “.cap”, “.csv”, “.kismet.csv”, dan “.kismet.netxml”. Tapi untuk selanjutnya, kita fokuskan saja pada file yang bernama “iseng-01.cap”

 arga8

Lalu kita ketikkan perintah “aircrack-ng –w <full location of wordlist> <the file name>”.

Aircrack-ng digunakan untuk memecahkan kunci WPA/WPA2. Untuk memecahkan kunci WPA/WPA2 kita membutuhkan semacam wordlist/dictionary sebagai inputan. Pada dasarnya, aircrack-ng mengambil setiap kata yang ada di wordlist untuk kemudian dicocokkan dengan kunci PSK nya. Inilah letak kesulitan cracking WPA/WPA2, kita harus memiliki wordlist yang berisi (kemungkinan) password. Anda dapat juga mendownload wordlist yang sudah ada di internet seperti disini ataupun disini. Kita juga dapat menghubungkan dengan program cracking dan password generator seperti John The Ripper (JTR).

 

Berikut adalah output WPA Handshake jika ditemukan:

arga9

 

 

Setelah ini aircrack akan coba memecahkan kunci PSK. Lamanya tergantung pada kecepatan CPU dan ukuran wordlist, bisa memakan waktu yang lama.
Jika proses cracking berhasil, akan terlihat seperti gambar dibawah ini:

arga10

 

Bisa dilihat, password berhasil ditemukan. 😀

 

1. Arga Nur Pratama – 1103110197

2. M. Haikal Azaim – 1103110204

3. Viandika Fauzi – 1103110227

Routing Protocol (AODV, DSR, DSDV)

Ad Hoc On-Demand Distance Vector Routing Protocol (AODV)

AODV adalah routing protocol yang termasuk kategori reactive routing protocol. Seperti reactive routing protocol lainnya, AODV hanya menyimpan informasi routing seputar path dan host yang aktif. Didalam AODV, informasi routing disimpan di semua node. Setiap node menyimpan tabel routing next-hop, dimana menyimpan informasi tujuan ke hop berikutnya dimana node tersebut memiliki route tertentu. Didalam AODV, ketika node asal ingin mengirim packet ke tujuan namun tidak ada route yang tersedia, node tersebut akan memulai proses route discovery.

Didalam proses route discovery, node asal membroadcast route request (RREQ) packets dimana disetakan nomor sequence tujuan. Ketika node tujuan atau node yang memiliki route ke tujuan menerima packet RREQ, node tersebut akan memeriksa nomor sequence tujuan yang sampai pada nodenya ketika packet tiba dan nomor sequence sama didalam RREQ. Untuk memastikan bahwa packet tersebut masih bersifat baru, node tujuan membalas paket RREQ dengan route reply (RREP) packet. RREP dibuat dan dikirim kembail ke node asal hanya jika nomor sequence tujuan sama dengan atau lebih besar dari yang dispesifikasikan di RREQ. AODV hanya menggunakan link yang bersifat simetris dan RREP mengikuti path sebaliknya dari path yang dihasilkan oleh RREQ. Ketika menerima RREP, setiap node diantara asal dan tujuan mengupdate routing table next-hop dengan RREP ke tujuannya. Node asal kemudian memilih route dengan jumlah hop paling sedikit untuk mengirimkan packet tujuannya.

Dynamic Source Routing Protocol (DSR)

Cara kerja DSR hampir sama dengan AODV. DSR merupakan reactive routing protocol. Perbedaan antara DSR dan AODV adalah DSR menggunakan routing yang ditentukan oleh node asal. Bukan route yang ditentukan oleh node diantara node asal dan node tujuan.

Pada DSR, semua source routing disimpan dan dirawat pada masing-masing node. Seperti reactive routing protocol lainnya, DSR mempunyai 2 fase yaitu Route Discovery dan Route Maintenance.

Distance Sequence Distance Vector Protocol (DSDV)

DSDV adalah routing yang mengunakan sebuah table routing. DSDV merupakan proactive routing protocol. Setiap node secara terus menerus mengupdate informasi route ke node lainnya didalam jaringan. Untuk menghindari loop, DSDV menggunakan nomor sequence yang disediakan oleh node tujuan. Apabila sebuah route sudah tersedia ketika ingin melakukan pengiriman packet, maka pengiriman packet akan langsung dilakukan tanpa perlu melakukan pencarian route seperti reactive routing protocol.

Link PPT + PDF -> https://www.dropbox.com/sh/hfxjxf75on1b2zb/AADpRmP1jwjlHeZFMrNlrn9Ya?dl=0

Kelompok 5

Arga Nur Pratama 1103110197

Muhammad Haikal Azaim 1103110204

Viandika Fauzi 1103110227

Application of VANETs : Present and Future

VANET

Semakin bertambahnya kedaraan, memungkinkan peluang bertambahnya kecelakaan juga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA)  ada sekitar 43000 kecelakaan yang menyebabkan kematian. 2.7 juta orang terlukan tiap tahunnya dan merugikan sekitar $230 miliar. Untuk mengurangi resiko  kecelakaan tersebut, setidaknya kita harus bisa membuat kendaraan menjadi lebih pintar. Jadi tidak hanya ponsel yang menjadi pintar, akan tetapi kendaraan juga.

Untuk mencapai itu, maka dimanfaatkan lah VANET. Dengan VANET akan membuat komunikasi throughput yang tinggi dengan delay yang kecil. Sehingga ini tepat jika dilakukan untuk komunikasi darurat. Seperti contoh, jika terjadi suatu kecelakaan maka pesan Alert! Akan ditransmisikan ke kendaraan lainnya, jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan infrastructure network (komunikasi seluler).

Sebenarnya beberapa karakteristik VANET dengan MANET itu hampir sama. Tetapi ada beberapa fitur yang lebih spesifik lagi yang bisa dikategorikan sebagai berikut ini :

  1. Highly Dynamic Topology
  2. Frequent Disconnected Network
  3. Mobility Modelling and Prediction
  4. Communications Environment
  5. Hard Delay Constraints
  6. Interaction with Onboard sensors
  7. Unlimitted Battery Power and Storage

 

Vehicular Ad Hoc Networks.

Vehicular Ad Hoc Networks.

Dalam pengaplikasiannya di jalanan, VANET akan membutuhkan Roadside Unit (RSU). RSU bisa menjadi acces point atau router atau sebagai buffer point. Di RSU inilah nantinya yang menyimpan dan menyediakan data ketika dibutuhkan. Semua data yang ada di RSU nantinya akan di Download dan Upload oleh kendaraan.  Berdasarkan pengaplikasianya VANET di klasifikasikan menjadi  :

  1. a.      Car to Car Traffic Application
  2. b.      Car to Infrastructure Traffic Application
  3. c.       Car to Home Traffic Application
  4. d.      Routing based Application

Jika kita coba mengklasifikasikannya berdasarkan tipe komunikasinya, baik itu secara Vehicle to Vehicle (V2V), atau Vehicle to Infrastructure (V2I) klasifikasinya akan kita peroleh sebagai berikut :

  1. a.      Safety oriented,
  2. b.      Commercial oriented,
  3. c.       Convenience oriented,
  4. d.      Productive oriented,

 a.      Safety Oriented. Safety Oriented termasuk dalam monitoring lingkungan jalan, permukaan jalan, kendaraan yang ada didekatnya, dan kurva jalan.  Safety Oriented diklasifikasi menjadi

1). Real-time Traffic. Semua data Real-time lalu lintas akan tersimpan dalam Roadside Unit yang bisa di akses kapanpun dan dimanapun. Dengan kondisi seperti ini nantinya kita akan mampu mengetahui kondisi lalu lintas, menghindari kemacetan dan juga tanda emergency seperti terjadinya kecelakaan.

2). Co-operative Message Transfer. Kondisi ketika melaju dengan pelan ataupun berhenti, setiap kendaraan akan saling bertukar informasi.  Sehingga kendaraan yang ada dibelakang tidak akan melakukan rem secara mendadak, karena mengetahui kondisi laju kendaraan yang ada didepannya.

3). Post Crash Notification. Jika kendaraan mengalami kecelakaan, kendaraan tersebut akan mengirim pesan broadcast kepada kendaraan lainnya yang berisi posisi kecelakaan.

Emergency situation Notification

Emergency situation Notification

4). Road Hazard Control Notification. Kendaraan akan mengirimkan informasi ke kendaraan yang lainya jika terjadi longsor karena terjadinya perubahan kurva jalan.

5). Cooperative Collision Warning. Memperingatkan dua pengemudi yang memiliki peluang untuk terjaidnya tabrakan.

6). Traffic Vigilance. Akan dipasang kamera pada Roadside Unit untuk bisa memonitoring jika terjadi pelanggaran ketika mengemudi.

b. Commercial oriented. Pada bagian ini, sebenarnya lebih mengarah tentang bagaimana caranya agar para pengemudi mendapat hiburan. Seperti audio dan video streaming. Pada bagian Commercial oriented ini pun diklasifikasikan sebagai berikut

1). Remote Vehicle Personalization/Diagnostics. Ini membantu untk men-download pengaturan kendaraan pribadi dan juga untuk mendiagnosa kendaraan dari ataupun ke infrastruktur (red-RSU).

2). Internet Access. Kendaraan bisa mengakses internet melalui Roadside Unit jika dijadikan sebagai router.

3). Digital Map Downloading. Peta dari suatu tempat dapat di download  oleh pengemudi jika ingin berpergian ke tempat yang baru. Dan juga melalui fitur ini bisa dijadikan sebagai penunjuk jalan.

4). Real Time Video Relay. Dapat melakukan request dari film yang disukai oleh pengemudi.

5). Value-added advertisement. Ini khusus bagi penyedia layanan yang ingin pengemudi melihat toko mereka. Jadi konsepnya mirip seperti iklan, perbedaannya terletak pada lokasi. Jadi iklannya akan muncul berdasarkan toko, SPBU, atau layanan lainnya yang berada disekitar area kendaraan tersebut.

c. Convenience oriented. Di bagian ini menjelaskan tentang bagaimana pengelolaan lalu lintas agar menjadi lebih efisien, sehingga pengemudi menjadi merasa nyaman. Bagian ini kemudian di klasifikasikan sebagai berikut

1). Route Diversions. Pengalihan rute perjalanan dapat dialihkan jika rute yang akan dilewati terjadi kemacetan.

2). Electronic Toll Collection. Pembayaran Toll akan dilakukan secara elektronik. Toll Collection Point nantinya akan membaca berdasarkan Onboard Unit (OBU) dari kendaraan. OBU berintegrasi dengan GPS  dan odometer untuk menentukan sejauh mana jarak yang telah ditempuh, lalu nantinya pembayaran akan diautorisasi Toll Collection Point via Wireless Link. Jadi pengemudi tidak perlu lagi menunggu 2 – 5 menit untuk melakukan pembayaran Toll. Kemacetan yang terjadi di gerbang Toll pun paling tidak bisa diminimalisir.

Electronic Toll Collection in India.

Electronic Toll Collection in India.

3). Parking Availability. Untuk pemberitahuan kepada pengemudi lokasi parkir mana yang masih memiliki slot kosong.

4). Active Prediction. Melakukan prediksi berapa kiranya nanti bahan bakar yang akan terpakai dari peta jalan yang akan dilalui.

d. Productive oriented. Pengaplikasian ini sebenarnya sebagai tambahan. Seperti penghematan waktu, dan juga bahan bakar ketika kendaraan tidak mesti berhenti ketika melakukan pembayaran Toll. Yang terkadang memakan waktu 2 – 5 menit.

 

VANET in Future

Kedepannya VANET memang bisa menjadi project pemerintahan. Seperti yang dilakukan National Highway Authority of India (NHAI) di india yang berencana untuk mengganti Manual Toll Collection dengan Electronic Toll Collection (ETC). Sistem ETC ini nantinya akan berbasis RFID dan dilengkapi On-board Unit di kendaraan, dan akan disediakan juga Roadside Unit di Electronic Toll Collection.

Polisi Australian di New South Wales (NSW) dan Victoria telah memperkenalkan tipe baru dari Laser Speed Camera, yang bisa menangkap pengemudi yang sedang menggunakan ponselnya dari jarak setengah mil. Kamera dengan model Concept II yang diproduksi oleh Tele-Traffic UK. Polisi inggris juga telah memakai teknologi tersebut untuk mengurangi pelanggaran ketika mengemudi. Di beberapa Negara, project VANET sedang berjalan untuk menciptakan keselamatan dan efisiensi ketika berkendara.

 

 

Reference : Vishal Kumar, Shailendra Mishra , Narottam Chand: Applications of VANETs: Present & Future

 

© 2024 are'ga

Theme by Anders NorenUp ↑